Tayangan halaman minggu lalu

Minggu, 08 Mei 2011

INFEKSI SALURAN KEMIH

INFEKSI SALURAN KEMIH


I. GAMBARAN UMUM
A. DEFINISI
Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang disebabkan oleh adanya mikroorganisme non patogenik dalam traktus urinarius, dengan atau tanpa disertai tanda dan gejala.

B. ETIOLOGI
Escherichia coli jumlahnya mencapai 80-90% dari UTI tanpa komplikasi pada pasien yang berobat jalan. Staphylococcus saprophyticus bertanggung jawab terhadap 10-15 % UTI pada wanita muda. Pada UTI dengan komplikasi atau pasien rawat inap, organisme gram negatif lain dan enterokokus lebih banyak menyerang. Bakteriuria S.aureus jarang terdapat dan biasanya menunjukkan terserangnya ginjal secara hematogen. Sindrom uretra akut seringkali disertai dengan Chlamydia, Neisseria gonorrhoeae, Trichomonas vaginitis atau vaginosis bakterial.

C. PATOFISIOLOGI

Sterilitas urin, vesika urinaria dan traktus urinarius bagian atas, dipertahankan oleh daya tahan tubuh pejamu yang terdiri dari kolonisasi di sekitar periuretral oleh flora non patogen, silia sel-sel epitel, gerakan mekanis oleh mikrosilia, sekresi protein oleh vesika urinaria dan tubulus renalis untuk mencegah adhesi, efek anti mikroba dari faktor-faktor intrinsik urin (pH, urea), sekresi prostat, dan lekosit polimorfonuklear lokal. Jika mekanisme pertahanan diri ini runtuh karena stasis urin, kalkulus, benda asing, refleks vesikoureteral, instrumentasi atau koitus, maka dapat terjadi UTI. Selain itu, dapat terjadi bakteriuria saat kehamilan akibat gangguan fungsi penyesuaian ureteral dan pelebaran kapasitas vesika urinaria.
UTI bagian bawah timbul jika kuman patogen menembus secara retrograd ke dalam vesika urinaria; menyebabkan atau infeksi traktus urinarius bagian bawah lainnya. Bakteri dapat menyerang traktus urinarius bagian atas secara asenden, menyebabkan pielonefritis yang tergantung dari virulensi kuman dan status fungsional dari mekanisme pertahanannya (vide supra). Pielonefritis dapat juga terjadi oleh penyebaran hematogen dari organisme seperti S.aureus dan Mycobacterium tuberculosis.
Pielonefritis akut berkembang dalam fokus yang diskret dan menyebar dari pelvis renalis ke korteks. Ginjal menjadi sangat edematosa, dan dapat terjadi abses sub kapsular kecil. Secara mikroskopis, terdapat suatu infiltrasi sel peradangan fokal akut yang bercampur dengan gambaran histologi normal. Silinder sel darah putih dapat terlihat diantara tubulus-tubulus. Pada pielonefritis kronik terdapat parut pada korteks dan dilatasi kaliks. Infiltrasi sel berupa limfosit, sel-sel plasma, dan eosinofil bersama dengan atrofi tubulus dan fibrosis interstisial.

D. TANDA DAN GEJALA
1. Dorongan berkemih, sering berkemih, rasa terbakar dan nyeri saat berkemih.
2. Nokturia, nyeri atau spasme pada region kandung kemih dan area suprapubik
3. Piuria, bakteria, dan hematuria.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Bakteriologis dan Radiografis
Urinalisis dan kultur urin kuantitatif dengan sensitivitas antibiotik harus dilakukan untuk mengkonfirmasi infeksi dan petunjuk terapi; pengobatan secara empiris terhadap gejala-gejala yang timbul pada wanita muda tanpa kultur juga masih dipertahankan dengan pengawasan yang ketat untuk menghindari terjadinya kekambuhan atau reinfeksi. Pengujian terhadap nitrit dalam urin dan esterase lekosit dengan carik celup merupakan uji skrining yang berguna dengan sensitivitas mencapai 70-90% dan spesifitasnya 65-85%. Ditemukannya bakteri dari sampel urin yang telah disentrifugasi dengan mikroskop lapangan pandang besar menggambarkan $105 organisme/ mL urin pada kultur. Pemeriksaan sedimen urin dapat memperlihatkan silinder sel darah putih yang menunjukkan terserangnya parenkim ginjal.
Bakteriuria yang bermakna didefinisikan sebagai terdapatnya $105 organisme/mL urin yang diambil dengan teknik pengambilan yang bersih atau dengan ditemukannya $102 organisme/mL urin yang diambil dengan kateterisasi. Ditemukannya bakteri dalam jumlah yang sedikit atau bakteriuria polimikroba mungkin menunjukkan pengumpulan urin yang tidak baik kecuali jika pasien secara klinis simtomatik.

F. PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Pengobatan yang ideal adalah preparat antibakteri yang secara efektif membunuh bakteri dari saluran perkemihan dengan efek minimal pada flora fekal dan vaginal.
2. Sulfisoksazol (Gastrisin), trimetoprimsulfatmetoksasol (TMP/SMZ, Bactrim atau Septra), nitrofurantoin (Macrodantin).
3. Infeksi saluran kemih bawah yang tak terkomplikasi pada wanita : termasuk pemberian dosis tunggal, regimen obat singkat (3-4 hari), atau selama 7-10 hari.

G. POTENSIAL KOMPLIKASI
1. Urolitiasis
2. Sepsis
3. Gagal ginjal berkaitan dengan kerusakanginjal yang lebih luas

II. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat tanda-tanda dan gejala perkemihan
2. Adanya nyeri, keinginan sering berkemih, dorongan berkemih dan perubahan dalam urin.
3. Pola berkemih, untuk mendeteksi faktor-faktor yang mungkin menjadi pencetus pasien.
4. Pengosongan kandung kemih yang jarang, kaitan gejala-gejala infeksi saluran kemih dengan hubungan seksual,praktis kontraseptif, dan higiene personal.
5. Periksa volume, warna, konsentrasi, kekeruhan, dan bau urin.

2 komentar:

  1. Saya sangat merekomendasikan coba datang brobat ke bpk yusuf ikhwan ah9779.
    Sudah banyak yang tr bantu dan sembuh.
    Coba datang brobat langsung kalau bisa datang.
    Ini no hp ny 0822-9423-8289
    Semoga saran saya bisa membantu banyak orang.
    Suami saya juga pasien beliau...
    Pengobtan ny juga bagus dan tidak melanggar aturan medis, justru bisa menjadi pendamping atau pelengkap pengobatan medis...

    BalasHapus
  2. Saya sangat merekomendasikan coba datang brobat ke bpk yusuf ikhwan ah9779.
    Sudah banyak yang tr bantu dan sembuh.
    Coba datang brobat langsung kalau bisa datang.
    Ini no hp ny 0822-9423-8289
    Semoga saran saya bisa membantu banyak orang.
    Suami saya juga pasien beliau...
    Pengobtan ny juga bagus dan tidak melanggar aturan medis, justru bisa menjadi pendamping atau pelengkap pengobatan medis...

    BalasHapus