Tayangan halaman minggu lalu

Minggu, 30 Januari 2011

AIR

AIR

Komponen tunggal terbesar dari tubuh adalah air. Air tubuh total (TBW total body water) yaitu presentase dari berat air dibanding dengan berat badan total. TBW ini bervariasi menurut jenis kelamin, berat badan, umur dan kandungan lemak tubuh. Air membentuk sekitar 60% dari berat badan pria dewasa. Semakin tinggi kandungan lemak tubuh semakit sedikit kandungan air tubuh, karena lemak bebas air. Pada wanita dewasa kandungan lemak tinggi, air yang membentuknya sekitar 50% dari berat badan. Pada bayi baru lahir, air membentuknya sekitar 75% dari berat badannya.

Kompartemen-Kompartemen Cairan Tubuh

Seluruh cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen utama yaitu: cairan ekstraseluler dan cairan intraseluler. Kemudian cairan ekstraseluler di bagi lagi menjadi cairan intersisial dan cairan plasma (intravaskular). Ada juga kompartemen cairan yang kecil yang disebut cairan transeluler, meliputi cairan sinoval, peritonium, perikardial, intraokuler dan cairan serebrospinal. Biasanya dipertimbangkan sebagai cairan ektraseluler. Cairan intraseluler mengandung 40% dari berat badan total pria dewasa. 20% cairan menempati kompartemen ekstraseluler, 15% nya menempati intersisial dan 5% cairan plasma. Cairan transeluler sekitar 1% dari beran badan total.

Pertukaran antara cairan ekstraseluler dan intraseluler

Pertukaran antar cairan ektraseluler dan cairan intraseluler terutama ditentukan oleh efek osmotik dari zat terlarut ( natrium, klorida, dan elektrolit lainnya). Osmosis adalah besar difusi cairan dari tempat yang konsentrasi tinggi ketempat konsentrasi rendah. Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut dalam larut, semakin rendah konsentrasi air dalam larutan itu. Membran sel relatif inpermeabel terhadap zat terlarut tapi sangat permeabel terhadap air, maka air berdifusi melintasi membran sel menuju daerah dengan kensentrasi zat terlarut tinggi. jika satu zat terlarut seperti natrium atau klorida di tambahkan kadalam cairan ekstraseluler, maka air akan berdifusi dari dalam sel ke ruang ekstraseluler. Besar tekanan yang dibutuhkan untuk mencegah osmosis disebut dengan tekanan osmotik. tekanan osmotik bukan merupakan tekanan yang menimbulkan difusi akhir air melalui membran. Sebaliknya tekan osmotik sama dengan besar tekanan yang harus diberikan untuk mencegah difusi akhir melalui membran. Semakin tinggi tekanan osmotik suatu larutan konsentrasi zat terlarut semakin tinggi dan konsentrasi air semakin rendah. Jadi tekanan osmotik berbanding langsung terhadap konsentrasi partikel yang aktif secara osmotik dalam cairan dan berbanding terbalik terhadap konsentrasi air

KONSENTRASI.
Konsentrasi adalah jumlah partikel zat terlarut dalam larutan, jumlah partikel ini diukur dalam istilah osmol. 1 osmol sama dengan 1 mol zat terlarut. Jika suatu larutan mengandung 1 mol glukose dalam setiap liter mempunyai konsentrasi 1 osmol. jika suatu molekol berdiosiasi menjadi dua ion ( KaCl berdiosisasi menjadi Ka dan Cl ) dan jika larutan itu mengandung 1 mol/liter, maka akan memberikan konsentrasi osmotik 2 osmol/liter.
Pada umumnya, istilah osmol terlalu besar untuk menyatakan satuan aktivitas osmotik zat terlarut dalam cairan tubuh. Karenanya, istilah miliosmol (mOsm), yang sama dengan 1/1000 osmol, lebih sering dipakai.

OSMOLALITAS DAN OSMOLARITAS.
Osmolalitas adalah menyatakan jumlah partikel zat terlarut per kilogram air dan osmolaritas menyatakan jumlah partikel zat terlarut per liter larutan. Pada larutan encer seperti cairan tubuh, kedua istilah ini dapat di gunakan hampir secara sinonim karena perbedaannya kecil. Pada kebanyakan kasus, lebih mudah menyatakan cairan tubuh dalam liter dari pada dalam kilogram air. Karenanya, kebanyakan perhitungan yang dipakai secara klinis lebih didasarkan pada osmolaritas dari pada Osmolalitas.

KESEIMBANGAN OSMOTIK ANTARA CARIAN EKSTRASELULER DAN CAIRAN INTRASELULER.

Perpindahan cairan yang melintasi membran sel terjadi sedemikan cepat sehingga setiap perbedaan osmolaritas antara kedua kompartemen ini akan dikoreksi dalam waktu detik atau menit untuk mencapai keseimbangan osmotik. Perubahan konsentrasi yang relatif kecil pada zat terlarut dalam cairan ekstraseluler, maka dapat timbul tekanan osmotik yang besar. Ini dibutuhkan kekuatan yang besar untuk memindahkan air agar dapat melintasi membran sel bila cairan ekstraseluler dan intraseluler tidak dalam keadaan keseimbangan osmotik.


Cairan Isotonik, Hipotonik dan Hipertonik
Istilah isotonik,hipotonik dan hipertonik menunjukan efek perbedaan konsentrasi zat terlarut impermeabel dalam cairan ekstraseluler terhadap volume sel. Isotonik menunjukan zat terlarut dalam larutan yang memiliki osmolaritas sama dengan cairan tubuh. Hipotoni zat terlarut dalam larutan yang memiliki osmolaritas lebih rendah dari osmolaritas cairan tubuh. Hipertonik zat terlarut dalam larutan yang memiliki osmolaritas lebih tinggi dari osmolaritas cairan tubuh. Penambahan cairan-cairan ini kedalam kedalam cairan tubuh akan menyebabkan perubahan volume cairan ekstraseluler maupun cairan intraseluler dan tekanan osmotik. Istilah isoosmotik,hipoosmotik dan hiperosmotik merujuk pada larutan yang mempunyai osmolaritas (kekentalan) yang sama, lebih rendah dan tinggi dengan sel.

Pertukaran Antara Cairan Plasma dan Cairan Intersisial

Distribusi air diantara kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh darah kapiler, terutama akibat pompa jantung dan tekanan osmotik koloid yang terutama diakibatkan oleh albumin serum. Albumin bekerja sebagai osmol efektif yang tidak mudah melewati membran kapiler. Pada ujung arteri dari kapiler tekan hidrostatik lebih tinggi dari tekanan osmotik koloid sehigga air berpindah keruang intersisial. Pada ujung vena kapiler cairan berpindah dari intersisial ke ruang intravaskuler, karana pada ujung vena kapiler tekanan osmotik koloid melebihi tekanan hidrostatik (hukum Starling). Proses perpindahan cairan dari kapiler ke intersisial disebut ultrafiltrasi, karena air elektrolit dan zat terlarut lainnya (kecuali protein) dengan mudah menembus membran kapiler.
Pada keadaan tertentu dapat terjadi kebocoran protein plasma keruang intersisial tekanan osmotik jaringan akan meningkat cukup tinngi, sistem limfatik secara normal akan mengembalikan kelebihan cairan dan proterin kesirkulasi umum.

Penimbunan cairan yang berlebihan pada ruang intersisial disebut edema, ada empat faktor yang menyebabkan edema
1.      Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler (gagal jantung)
2.      Penurunan tekanan osmotik plasma (sirosis dan sindroma nefrotik)
3.      Peningkatan permeabilitas membran (inflamasi)
4.      Obstruksi limfe (operasi)




ZAT TERLARUT

Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan nonelektrolit.
Nonelektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik. Nonelektrolit terdiri dari protein, glukose, karbondioksida. Elektrolit (ion) adalah zat terlarut yang dalam larutan dan bermuatan listrik.
Elektrolit tubuh mencakup natrium ( Na + ), kalium ( K + ), kalsium (Ca + ), magnesium ( Mg ++ ), klorida ( Cl - ), bikarbonat ( HCO3 - ), fosfat ( HPO4 - ) dan sulfat ( SO4 - ).
Ion-ion yang bermuatan positif disebut kation dan yang bermuatan negatif disebut anion.
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian lainnya, dan dalam keadaan sehat mereka harus berada pada bagian yang tepat dan dalam jumlah yang tepat. Kation utama pada cairan ekstrseluler adalah Natrium dan anion utama adalah klorida dan bikarbonat, konsenrasi ini rendah pada cairan intraseluler. Pada cairan intraseluler kalium adalah kation utama dan fosfat adalah anion utama, dan sebaliknya konsentrasi elektrolit ini rendah pada cairan ekstraseluler. Natrium sebagai partikel terbanyak pada cairan ektraseluler memegang peranan penting dalam mengendalikan volume cairan tubuh total. Sedangkan kalium penting dalam pengendalian volume sel. Perbedaan mutan listrik di luar dan di dalam membran penting untuk menghasilkan kerja otot dan saraf, perbedaan konsentrasi kalium dan natrium di dalam dan di luar membran sel penting untuk mempertahankan perbedaan muatan listrik.


Hemoestasis
Hemoestasis atau keseimbangan dinamis adalah proses pertukaran atau pergantian cairan yang terus menerus namun komposisi volume cairan relatif stabil. Istilah hemoestasis dipergunakan untuk menjelaskan pengaturan kondisi-kondisi statis atau konstan dalam lingkungan dalam. Karena pada dasarnya semua organ dan jaringan tubuh berfungsi untuk membantu mempertahankan kondisi-kondisi yang tetap ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar